Sunday, December 23, 2007

Reaktor Mini Untuk Limbah alkohol

Limbah pabrik alkohol atau biasa disebut vinasse adalah cairan pekat berwarna coklat kemerahan seperti kecap, mempunyai kandungan organik yang tinggi dengan kandungan COD +100.000 ppm dan kandungan BOD + 80.000 ppm. Sudah barang tentu limbah pabrik ini tidak bisa langsung dibuang ke sungai atau sawah penduduk, karena akan menyebabkan kerusakan lingkungan,seperti : tanaman, biota air dan rembesan pada sumur-sumur penduduk.

Limbah ini harus diolah terlebih dahulu sampai memenuhi baku mutu limbah cair yang dipersyarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu kandungan BOD + 150 ppm, dan limbah akhir layak untuk hidup biota air (spt: ikan, udang dan lain-lain).

Pengolahan limbah dengan cara biologis yaitu dengan bantuan mikroorganisme anaerob dan aerob tidak bisa mencapai baku mutu limbah yang dipersyaratkan karena limbah akhir masih mengandung COD sekitar 15.000 ppm dan warnanya masih pekat yang tidak dapat untuk kehidupan biota air, serta bau masih menggangu kenyamanan lingkungan.

Pengolahan limbah dengan cara chemist dan phisist, ternyata masih mahal sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Sedangkan pengolahan limbah dengan teknologi baru seperti dengan membran molekul dengan kapasitas limbah yang besar masih diragukan kontiunitasnya.

Menurut penulis untuk mengolah limbah alkohol tersebut yang paling mungkin bisa dilaksanakan dan memberi manfaat bagi masyarakat adalah dengan cara biologis namun harus dikolaborasikan dengan masyarakat yang membutuhkan dan juga ada dukungan dari pemerintah daerah setempat, yaitu dengan membuat reaktor-reaktor mini kapasitas olah limbah 15 m3/hari yang disebarkan ke masyarakat yang membutuhkan.

Manfaat dari pengolahan biologis ini akan menghasilkan produk pupuk organik dan gas metan yang dibutuhkan untuk kepentingan home industri atau rumah tangga.
Penulis dalam hal ini akan menjelaskan manfaat dan cara pembuatan pupuk organik dari limbah pabrik alkohol terlebih dahulu sedangkan untuk produk gas metan akan dibahas lebih lanjut.

Pupuk organik ini mempunyai pH 7-8 sehingga dapat membantu netralisasi tanah sawah yang pada umumnya asam, yaitu pH 4-5. Tanah sawah yang asam ini akibat dari pemakaian pupuk kimia (urea) secara terus menerus dan jumlah yang besar, juga mengakibatkan tanah menjadi kurang subur dan keras. Berdasarkan pengalaman penulis pupuk organik ini mempunyai kemampuan sebagai penyubur tanah (fertilizer), disamping kelebihan yang lainnya seperti produktifitas, citra rasa produk tanaman lebih enak dan alami dibanding menggunakan pupuk kimia.

Aplikasi dilapangan pemakaian pupuk organik hasil dari pengolahan limbah anaerob ini bisa di mixed dengan pupuk kimia, dengan langkah kerja sebagai berikut :

1. Sebelum dibajak limbah anorganik ini dialirkan ke sawah, biarkan 1-2 minggu
2. Selanjutnya pemakaian pupuk Urea, TSP, KCL, seperti biasa dilakukan, namun dosisnya dikurangi menjadi 50-60%


Dengan demikian kolaborasi antara pabrik alkohol dengan masyarakat dan dukungan pemerintah setempat menghasilkan manfaat yang akan dirasakan bersama.

No comments: